Postingan

Baca Juga

Civil Society dan Gerakan Sosial

Civil society dipahami sebagai ruang publik yang terejawantah dalam organisasi-oraganisasi nonnegara, seperti serikat kerja,  asosiasi-asosiasi pendidikan, badan-badan keagamaan dan media.  Istilah civil society ditemukan oleh Adam Ferguson, filsuf Scotlandia pada abad ke 18.  Setelah Ferguson menemukan istilah tersebut, banyak pemikir sosial politik memberikan pengembangan lebih lanjut.  Oleh: Timotius J  Istilah civil society ditemukan oleh Adam Ferguson, filsuf Scotlandia pada abad ke 18.  Secara harafiah, civil society merupakan terjemahan dari istilah Latin, civilis societas yang digunakan oleh CICERO (106-43 S.M), orator Romawi Kuno. Sementara itu, civilis societas itu sebenarnya merupakan pengembangan lebih lanjut dari konsep Yunani politike koinonia. Setelah Ferguson menemukan istilah tersebut, banyak pemikir sosial politik memberikan pengembangan lebih lanjut. Menimbang kenyataan ini, maka tulisan ini akan coba menenelusuri beberapa pandangan yang pernah mengemuka sehingga dip

Gerakan Mahasiswa Tahun 1998

Gerakan mahasiswa 1998 telah membuahkan hasil dengan turunnya Soeharto dari takhta kepresidenan dan keberhasilan Sidang Istimewa MPR bulan November 1998. Peran yang dimainkan oleh mahasiswa tampak dalam membangun organisasi dan membuka jaringan, melakukan aksi demonstrasi, menuangkan gagasan reformasi melalui diskusi dan penerbitan pers mahasiswa.  Oleh: Timotius J  Pengantar Universitas/Perguruan Tinggi merupakan salah satu institusi yang diandalkan dalam gerakan civil society di tanah air. Mahasiswa merupakan bagian penting dari civitas academika yang diharapkan dapat menampilkan suatu gerakan sosial.  Bertolak dari kenyataan bahwa keberhasilan meruntuhkan rezim Orba dan datangnya Orde Reformasi tidak bisa dilepaskan dari gerakan mahasiswa 1998, maka artikel ini ingin merangkai gerakan mahasiswa 1998 dengan menggunakan analisa peran. A nalisa Peran dalam Gerakan Sosial Gerakan sosial merupakan salah satu tema menarik dalam kajian ilmu sosial, khususnya sosiologi. Sebagaimana yang t

Produktif dalam Komunitas Lokal

Oleh: Timotius J Pandemi ini kiranya menyadarkan semua kalangan akan pentingnya pemberdayaan komunitas lokal. Muara dari pemberdayaan adalah masyarakat lokal akan selalu siap dan mampu berdiri tegak di tengah pandemi. Pemberdayaan diarahkan pertama-tama untuk memastikan bahwa komunitas lokal tetap bisa produktif meskipun ruang gerak dan akses dengan komunitas global dibatasi.  Pada mulanya, dunia berempati dengan penduduk Wuhan-Cina yang bergulat dengan Covid-19 yang mematikan. Kemudian, Cina memang berhasil mengendalikan penyebaran virus di negaranya dan Wuhan perlahan-lahan bangkit. Namun, dalam tempo yang relatif singkat, Covid-19 menyebar ke sudut-sudut belahan bumi.  Covid-19 mengafirmasi bahwa globalisasi berwajah ganda. Tak dapat dipungkiri bahwa penyebaran virus yang cepat juga karena arus globalisasi. Keterbukaan akses dan mobilitas yang sibuk dari satu negara ke negara lain telah membentangkan karpet merah bagi penyebaran virus ini dari satu kawasan ke kawasan lain. Pada saat

Covid-19, Menuju Peradaban Baru?

Oleh: Timotius J Covid-19 mendorong proses humanisasi yang mesti menjamin manusia untuk mandiri dalam mengambil keputusan personal.  Ziarah peradaban manusia kini terbentur tembok Covid-19. Dan, siapa pun tidak bisa lari dari kenyataan ini. Tentang kenyataan ini, ada yang menyejajarkan dengan situasi Perang Dunia II. Pada Perang Dunia II, manusia dihantui oleh bom. Kini, siapa pun dihantui terinfeksi Covid-19. Virus ini menyerang siapa pun tanpa pandang bulu sehingga semua orang tengah berada dalam bayang-bayang maut. Hingga kini, belum ada pihak yang berani mengklaim bahwa tembok itu dapat dilantakkan. Derap Perdaban Untuk kesekian kali, dunia dilanda bencana dahsyat. Ribuan nyawa telah melayang dalam waktu yang relatif singkat dan jutaan jiwa sudah terinfeksi. Entahkah di ujung pandemi ini akan lahir peradaban baru? Paling tidak, Covid-19 telah memberi warna tersendiri bagi manusia dalam beberapa aspek kehidupan. Pertama, dunia menampilkan perkawinan antara globalisasi dengan digdaya

Berdamai dengan Pandemi

Oleh: Timotius J Hidup damai dengan pandemi kiranya juga mendorong semua pihak untuk merancancang bagaimana bisa hidup produktif dalam komunitas kecil tanpa ada mobilitas yang tinggi.  Sejarah peradaban merekam bahwa pandemi dari masa ke masa seakan mengafirmasi gagasan Heidegger tentang keberadaan manusia sebagai keterlemparan di tengah dunia. Betapa tidak, nyawa manusia sedemikian rapuh di hadapan virus yang muncul tak disangkakan. Kematian banyak dalam sejarah pandemi dari maasa ke masa antara lain, wabah Yustianus/pes (tahun 541), Black death (tahun 1346-1353), pandemi Flu/Flu Spanyol (tahun 1918), dan Pademik HIV/AIDS (tahun 1981-sekarang).  Catatan sejarah pandemi dari masa ke masa ini mengingatkan siapa saja bahwa hidup manusia sedemikian rentan dan tanpa kewaspadaan, nyawa menjadi taruhannya.  Sudah berbulan-bulan dunia berjalan bersama covid-19. Hingga bulan Juni ini, belum ada yang berani memastikan virus ini akan berakhir. Bahwa para ilmuwan terus berjuang untuk memukan vaks

Beragama Di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh: Timotius J Pandemi (Covid-19) ini dapat menjebak setiap orang pada pesimisme dan fatalisme. Orang tidak lagi menjaga semangat juang dan tidak berani mencari peluang-peluang baru untuk mempertahankan hidup. Lalu, apakah umat beragama jatuh dalam hal yang sama ataukah mempromosikan optimisme untuk bisa keluar dari jebakan pandemi ini? Dalam situasi wabah, umat beragama tentu tidak kehilangan orientasi bagaimana beragama.  Melampui Ritualisme - Menolak Ilusi  Setelah sekian waktu umat beragama tidak menjalani ibadah bersama di tempat ibadah, kini ada kerinduan untuk kembali beribadah seperti semula. Sebagian umat beragama sudah melewati hari raya besar keagamaan yang dirayakan tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Umat Hindu baru saja melewati Hari Raya Nyepi yang dilaksanan sesuai arahan untuk membatasi kehadiran umat di tempat ibadah. Demikian pula, umat Kristen Katolik dan Kristen Protestan, telah melawati Hari Raya Paskah. Dan kini, umat Islam yang tengah menjalani masa puasa ju

Paroki Wae Kajong, Berjuang untuk Berdikari

  Oleh: Timotius J Paroki Wae Kajong merupakan wilayah yang sangat potensial tambang mangan. Tidak mengherankan banyak investor yang masuk untuk mengeksplorasi dan bahkan mengeksploitasi potensi tambang. Paroki yang Relatif Muda Paroki St. Maria Immaculata Wae Kajong merupakan paroki yang relatif muda di Keuskupan Ruteng. Mgr. Eduardus Sangsun, SVD meresmikan paroki ini pada tanggal 8 Juni 2007 yang merupakan pemekaran dari Paroki Loce. Paroki ini berbatasan dengan Paroki Loce di sebelah Timur dan sebelah Selatan, Paroki Robek di sebelah Utara dan Paroki Pateng di sebelah Barat. Mulanya, ada beberapa stasi yang bergabung dalam paroki baru ini, yaitu Stasi Kajong (kini menjadi pusat paroki), Stasi Wae Wua (9 KBG), Stasi Tureng (5 KBG), Stasi Wangkal (6 KBG), Stasi Nggalak (5 KBG), dan Stasi Lante (9 KBG). Kemudian, dalam perkembangan selanjutnya, pada masa Rm. Egis, Stasi Kajong dimekarkan menjadi dua stasi, yaitu Stasi Pusat Kajong dan Stasi Wae Ara (6 KBG). Selain itu, stasi pusat

Merayakan Kematian

Oleh: Timotius J Jika kematian diterima sebagai titik peralihan, maka perjuangan di dunia ini bukanlah suatu kesia-kesiaan. Peristiwa kematian hendaknya tidak melemahkan usaha dan perjuangan untuk memaknai hidup sekarang ini.  S eorang gadis mengabarkan pengalaman eksistensialnya kepada sahabat-sahabatnya. Melalui jejaring media sosial ia membagikan pengalaman duka tiada tara atas “perpisahan” abadi dengan sang ayah. Sejauh yang dilukiskannya, almarhum merupakan sosok ayah yang penuh kasih, bertanggung jawab bagi keluarga dan sarat dengan kesabaran dalam mendidik anak-anaknya. Bagi istri dan anak-anaknya, almarhum adalah laki-laki ideal sebagai suami dan ayah. Maka ketika maut menjemputnya, kata si gadis, kenyataan itu merupakan pukulan telak dan kehilangan terbesar sekaligus menyakitkan bagi mereka sekeluarga.   Pengalaman gadis tersebut memang mungkin tidak cukup melukiskan pengalaman kehilangan dan menyakitkan dalam peristiwa duka. Hal yang sudah pasti bahwa kematian tidak bisa diba