Postingan

Menampilkan postingan dengan label teoloogi kontekstual

Baca Juga

Civil Society dan Gerakan Sosial

Civil society dipahami sebagai ruang publik yang terejawantah dalam organisasi-oraganisasi nonnegara, seperti serikat kerja,  asosiasi-asosiasi pendidikan, badan-badan keagamaan dan media.  Istilah civil society ditemukan oleh Adam Ferguson, filsuf Scotlandia pada abad ke 18.  Setelah Ferguson menemukan istilah tersebut, banyak pemikir sosial politik memberikan pengembangan lebih lanjut.  Oleh: Timotius J  Istilah civil society ditemukan oleh Adam Ferguson, filsuf Scotlandia pada abad ke 18.  Secara harafiah, civil society merupakan terjemahan dari istilah Latin, civilis societas yang digunakan oleh CICERO (106-43 S.M), orator Romawi Kuno. Sementara itu, civilis societas itu sebenarnya merupakan pengembangan lebih lanjut dari konsep Yunani politike koinonia. Setelah Ferguson menemukan istilah tersebut, banyak pemikir sosial politik memberikan pengembangan lebih lanjut. Menimbang kenyataan ini, maka tulisan ini akan coba menenelusuri beberapa pandangan yang pernah mengemuka sehingga dip

Berteologi dengan Model Praksis

Praktisi model praksis, selalu berjuang untuk menciptakan perubahan. Perubahan itu hanya mungkin terjadi melalui aksi nyata. Bagi model praksis, perkataan kurang efektif untuk menciptakan perubahan. Oleh: Timotius J Budi Kleden memahami kontekstualisasi teologi sebagai refleksi dan pembicaraan sistematis mengenai Allah dalam relasinya dengan dunia dan sejarah dari dan untuk konteks tertentu. Kontekstualisasi teologi memiliki dua sifat, yaitu kritis dan transformatif. Di sini, teologi menjadi sebuah kritik terhadap ajaran dan praktik di dalam tradisi Gereja maupun di dalam konteks. Dengan mengindahkan konfrotasi kritis seperti itu, teologi bertujuan untuk mendorong masyarakat ke arah perubahan. [1] Kontekstualisasi teologi telah menyuburkan tumbuhnya model-model teologi kontekstual. Salah satu model yang menarik adalah model praksis. Model Praksis memusatkan perhatiannya pada jati diri orang Kristen di dalam sebuah konteks, khususnya sejauh konteks itu dipahami dalam kerangka perubahan